BAB X. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
NAMA : MERI HERLIYANI
NPM : 2A211288
KELAS : 4EB05
MATKUL : AKUNTANSI INTERNASIONAL
BAB
X. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah
suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Pentingnya Manajemen
Resiko Keuangan :
a) Pertumbuhan
jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
b) Adanya
harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar
manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang
dihadapi secara aktif.
Jika nilai perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensial resiko yang
aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan :
1. Manajemen
eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas perusahaan. Aliran arus
kas yang stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai
kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan resiko
gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat
menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
2. Manajemen
eksposur yang aktif memungkinkanperushaan untuk berkonsentrasi pada resiko
bisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat
melakukan lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada
prosuksi dan pemasaran.
3. Para
pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi resiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.
Produk derivative juga
memungkinkan dana pensiun yang dikelolah pemberi kerja memperoleh imbalan yang
lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrumen
tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata. Akhirnya,
karena kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga tertentu
dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen
eksposur membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.
Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagi
risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam bebrapa bentuk. Meskioun focus
terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan risiko lainnya. Risiko likuiditas timbul karena tidak semua
produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar yang
sangat tidak likuid ini misalnya seperti real estat dan saham dengan
kapitalisasi kecil. Diskontinuitas pasar mengacu kepada risiko bahwa pasar tidak
selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap. Risiko kredit merupakan
kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat
memenuhi kewajibannya. Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak
otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan
tertentu. Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu
tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Risiko akuntansi adalah
peluang bahwa suatu transaksi lindunh nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian
dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan penting dalam proses
risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko
tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas
program lindung nalai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi
bergagai jenis risiko market bepotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko.
Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar
terhadap pemicu nilaisuatu perusahaan dan persaingnya. Istilah pemicu nilai
mengacu kepada kondisi keuangan pada pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang memepengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
Peramalan atas Peubahan Kurs
Informasi yang sering dugunakan dalam membuat permalan kurs
(yaitu depresiais mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam factor-faktor
berikut ini:
1. Perbedaan inflasi. Bukti menunjukan
bahwaa laju inflasi yang lebih tinggi disuatu Negara, cenderung akakn diimbangi
dala beberapa waktu dengan pergerakan dengan nilai yang setara tetapi berlawanan
dalam nilai mata uangnya.
2. Kebijakan moneter. Suatu peningkatan
dalam pasokan uang suatu Negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil
keluaran nasional mendorong timbulnya inflasi yang mempengaruhi kurs.
3. Neraca perdagangan. Pemerintah
sering kali memanfaatkan devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca
perdagangan yang tidak menguntungkan (yaitu apabila ekspor < impor).
4. Neraca pembayaran. Suatu nergara
yang menghabiskan dan berinvestasi lebih banyak diluar dari pada yang
dihasilkan atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami
tekanan penurunan nilai mata uangnya.
5. Cadangna moneter dan kapasitas utang
luar negeri. Suatu Negara yang mengalami defisit neraca pembayaran terus
menerus dapat mengantisipasi terjadinya devaluasi dengan menurunkan tabungan
ataumenurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya.
6. Anggaran nasional. Deficit yang
disebabkan oleh pengeluaran pemerintah yang sangat besar juga memperburuk
inflasi.
7. Kurs forward. Suatu mata uang asing
yang dapat diperoleh untuk menyerahkan dimasa depan dengan tingkat diskonto
yang signifikan nenandakan berkurangnya kepercayaan terhadap mata uang
tersebut.
8. Kurs tidak resmi. Peningkatan dalam
selisih antara kurs resmi atau kurs pasar gelap menunjukan tekanan yang makin
meningkat terhadap pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya denga kurs pasar
yang lebih relistik.
9. Perilaku mata uang yang terkait.
Mata uang suatu Negara umumnya bergerak dalam pola yang sama dengan mata uang
negara-negara yang memiliki ikatan ekonomi yang erat.
10. Perbedaan suku bunga. Perbedaan suku
bunga antara dua Negara menunjukan prediksi perubahan dalam kurs spot pada masa
mendatang.
11. Harga opsi ekuitas luar negeri.
Karena arbitrasi mengaitkan suatu harga ekuitas luar negeri di Negara asal
dengan nilai mata uang domestic menandakan perubahan dalam ekspektasi pasar
terhadap kurs valuta asing di masa depan.
Manajemen Potensi Risko
Menyusun struktur permasalahan perusahaan untuk meminimlkan
pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai potensi terhadap risiko valas
yang dihsdapi. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs
valas juga mengubah niali aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan.
Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat
pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs
valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domesyim atas aktiva dan kewajiban
dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva
terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar (yitu poe-poe dalam mta uang asinf
yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva
terpapar bersih. Posisi ini sering kali disebut potensi risiko positif.
Devaluasi mata auang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan
kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan
translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis kewajiaban terpapar bersih
atau poytensi risiko negative apabila kewajiban melebihi aktiva terpapar.
Potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan karugian nilai tukae valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang ber-denominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti
keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
Strategi perlindungan
Lindung nilai neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi
potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung
nilai operasioanal. Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada
variabel-variabel yang menpengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
Melalui peningkatan harga jaul secara proporsioanal terhadap perkiraan
depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor.
Lindung nilai kontraktual. Berbagai instrument lindung nilai kontraktual telah
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola lindung nilai valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivative, dan
bukan merupakan instrument dasar. Instrument keuangan dasar, seperti perjanjian
pembelian kembali, obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi
konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Akuntansi untuk produk lindung nilai kontraktual merupakan
kontrak atau instrument keuangan yang penggunaan untuk meminimalkan,
menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak
lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forwad, future, swap opsi, dan
gabungan dari ketiganya. Tetapi tidak terbatas hanya pada keempat hal ini.
Pengetehuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivative merupakan sesuatu
yang penting ketika merancang suatu strategi lindung nilai yang efektif bagi
perusahaan.
Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan
forwad valuta asing apabila barang yang ditagih dalam mata uang asing itu
dibeli atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forwad mengimbangi risiko
keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di anatara tanggal
transaksi dan tanggal penyelesaian.
Kontrak Forwad Valas
Kontrak forwad valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan
atau menerima jumlah mata uang tertentu yang di pertukarkan dengan mata uang
domestic, pada auatu tanggal di masa mendatang, berdasarkan kurs tetap yang
disebut sebagai kurs forwad. Perbedaan antara kurs forwad dengan kurs spot
berlaku pada tangga kontrak forwad menimbulkan adanya premium (apabila kurs
forwad > kurs spot) atau diskon (kurs forwad < kurs spot).
Future Keuangan
Future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan
sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga
yang sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunakan untuk
menyelesaikan tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman
dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrument keuangan yang sama.
Berkebalikan dari kontrak forwad, perjanjian future merupakan kontrak dalam
bentuk standar, yang berisi provisi standar terkait dengan ukuran dan tanggal
pengiriman, dan diperdagangkan pada sebuah bursa terorganisir, dinilai
berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus memenuhi ketentuan
margin periodic keuangan atas kontrak future ini menimbulkan penambahan margin
(margin call), sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai.
Opsi mata uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli
(call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat)
berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluawarsa
(eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk
mengelola laba. Misalkan seorang pedagang opsi yakni bahwa euro akan mengalami
kenaikan nilai dalam jangka pendek. Ia akan membeli suatu naked call.
Seandainya nilai euro mengalami apresiasi pada tanggal eksekusi, pembelian tadi
akan mengeksekusi opsi dan akan memperoleh selisih antara harga kini dan harga
eksekusi dikurangi dengan premium call. Untuk membatasi risiko penurunan nilai,
pembeli dapat memperoleh bull call spread.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan di masa
depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan
sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses
terhadap pasar modal yang sebelum tidak dapat diakses dengan biaya yang
relative rendah. Swap ini juga memungkinkan perusahaan unutk melakukan lindung
niali terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS
149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif
atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang
baru saja direvisi, bersisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan
tuntunan yang universal terhadap akuntansi derivatif keuangan. Meskipun kedua
standar ini memiliki nada yang sama, terhadap perbedaan diantara keduanya dalam
hal banyaknya detail tuntunan implementasi.
Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri sebuah
perusahaan anak luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak
dikonosolidasikan dengan induk perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika
nilai mata uang asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk
perusahaan. Kerugian translais juga terdiri jika anak perusahaan luar negeri
memilki memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing
meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk
meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad.
Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk
mengimbangi krugian translasi.
Pengungkapan
Sebelum dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39,
pengungkapan keuangan perusahaan tidak memberi tahu kepada pembaca sejauhman
manajemen telah menggunakan kontrak derivative terhadap kinerja yang
dilaporakan dan terhadap karakteristik risiko suatu perusahaan merupakan hal
yang sukar dilakukan. Pengungkapan yang di wajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39
sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai
Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai
1. Deskripsi pos-pos dilindung nilai
2. Identifikasi risiko pasar dan
pos-pos yang dilindung nilai
3. Deskripsi mengenai instrument
lindung nilai
4. Jumlah yang tidak dimasukan dalam
penilaian efektivitas lindung nilai
5. Justifikasi awal (apriori) bahwa
hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko
pasar
6. Penilaian berjalan mengenai
efektifitas lindung nilai actual dari seluruh derivatif yang digunakan selama
periode berjalan.
Sumber :
http://khair2120.wordpress.com
http://0wi3.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar